CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Sabtu, 23 Mei 2009

Cermin Muslimah

Sebutlah Fulanah muslimah yang baru saja hijrah ke jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ketika hidayah itu datang, dan ia memilih untuk bergabung dalam suatu kafilah dakwah, maka sejak hari itu pun aktivitas kesehariannya menjadi berubah: kuliah, ta’lim, musyawarah, dan aktivitas-aktivitas dakwah lainnya. Amat sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya yang penuh dengan hura-hura dan kesia-sian.

Seiring berjalannya waktu, amanah dakwah pun mulai ia emban. Awalnya adalah seorang anggota departemen yang mungkin pada saat itu ia pun sendiri tidak terlalu mengerti dengan apa yang ia pikul. Hingga Allah menakdirkannya untuk memikul suatu amanah yang pada saat itu terasa amat berat baginya. Menjadi seorang Sekretaris Mushalla yang berada di Faklutasnya. Berbekal ilmu yang ia peroleh di halaqah tarbiyah plus ta’lim dan musyawarah-musyawarah, ia pun menjalankan amanah yang diberikan kepadanya. Kesibukan dengan aktivitas dakwahnya, kadang membuatnya lupa dengan jadwal kuliah yang merupakan tugasnya sebagai seorang mahasiswa. Namun hal itu tidak menjadi suatu yang harus dipermasalahkan, karena ia yakin, barang sipapa yang menolong agam Allah, maka Allah akan menolongnya dan memudahkan segala urusannya, namun bukan berarti ia meninggalkan semua aktivitas dunianya. Dan itu ia buktikan selama bergelut dengan amanah-amanah dakwah.

Saat itu, amanah yang harus diselesaikannya adalah menyelesaikan Laporan Pertanggungjawaban ( LPJ ) Kepengurusan Mushalla, yang hari itu juga harus diselesaikannya, karena akan diserahkan kepada pengurus ikhwa (laki-laki). Ia p[un sibuk mengurus lembar-lembar LPJ tersebut bersama dengan Wakil Ketuanya (akhwat) dari pagi hingga menjelang dhuhur. Namun karena ada sedikit kesalahan teknis, maka mereka berdua harus kembali ke rumahny, karena ada sebagian file LPJ yang masih tertinggal di rumahnya. Padahal lembar LPJ tersebut harus diserahkannya ba’da ashar.sesampai dirumhanya, dan membuka file-file yang ada di computer, ternyata flash disk yang digunakan bermasalah (bervirus) sehingga semua file yang ada dilayar komputer menjadi hilang dan terhapus. Hal tersebut membuatnya menjadi panik. Yang ia bayangkan adalah bagaimana komentar ikhwa tentang amanah yang sedang diselesaikannya…ditambah pada saat itu ia menerima telepon dari teman kuliahnya yang ternyata hari itu tepat pukul 15.00 WITA ujian praktikum salah satu mata kuliahnya yang merupakan penentuan kelulusan mata kuliah tersebut, sedangkan pada saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 14.45, bisa dibayangkan betapa paniknya ia pada hari itu, Qadarullah…semuanya telah terjadi. Kalaupun ia ke kampus dan mengikuti ujian tersebut, dengan resiko ia terlambat dan kemungkinan tidak diizinkan untuk masuk ruangan, kalaupun ia ia diizinkan untuk masuk ia yakin tidak aka nada satu soal pun yang bisa dijawabnya, karena memang sebelumnya tidak ada persiapan sama sekali. Maka daripada tidak ada satu pun yang bisa ia dapatkan, ia pun memilih untuk tidak mengikuti ujian dan harus menerima resikonya yakni TIDAK LULUSmata kuliah tersebut. Dan itu yang dipilihnya. Setelah menerima telepon tersebut, dan telah bulat tekadnya untuk tidak mengikuti ujian, ia bersama wakil ketuanya berusaha memperbaiki file LPJ yang error tersebut dan membawa computer yang bermasalah ke servis komputer. Alhamdulillah, pertolongan Allah pada amanah yang dipikulnya. File LPJ tersebut berhasil dilacak oleh servicer, dan komputernya pun bisa diperbaiki. Lembar LPJ-nya pun diserahkan ke ikhwa tepat pada waktunya…

Keesokan harinya, ia berusaha menghadap ke koordinator praktikum untuk meminta keringanan agar dapat diizinkan untuk mengikuti ujian susulan. Tapi sekali lagi Qadarullah… tidak ada keringanan bagi yang tidak punya alasan selain sakit. Akhirnya, pengumuman hasil ujian punpun keluar dan ditempelkan di papan pengumuman. Namanya termasuk deretan nama-nama yang tidak lulus mata kuliah itu. Dan itu artinya ia tidak lulus mata kuliah itu. Menghadap ke dosen sudah dilakukannya, tapi sekali lagi Qadarullah…mata kuliah itu tidak menerima alasannya.

Tibalah waktunya ujian final. Walaupun ia sudah dikatakan tidak lulus mata kuliah tersebut, namun ia tetap datang untuk mengikuti ujian final. Di depan pintu ruang ujian, ia dianjurkan oleh asisten yang bertugas mengawas pada saat ujian, untuk tidak usah mengikuti ujian final, alasannya walaupun mengikuti ujian tersebut, tapi tetap tidak akan lulus. Namun, dengan alsannya bahwa ia hanya ingin menguji dirinya sendiri tentang nata kuliah tersebut. Walaupun memang ia sudah yakin tidak lulus. Akhirnya ia di ijinkan masuk, namun tidsk terdaftar sebagai peserta ujian.

Tibalah saatnya waktu keluar nilai akhir dari mata kuliah tersebut. Dan masya Allah, Allah membuktikan janjiNya. Namanya terpampang sebagai salah seorang yang mendapat nilai A. Malahan beberapa orang temannya yang lulus ujian praktikum saat itu ada yang tidak lulus mata kuliah tersebut. Haru dan Syukur mengiringi hatinya yang bertekad untuk tetap semangat dan tetap istiqomah untuk berada di jalan dakwah sebagai ansharullah, penilong agama Allah. ”intanshurullah yanshurkum . . .”. Barang siapa menolong agam Allah, niscaya Allah akan menolongnya.

Kamis, 21 Mei 2009

ALBUM CINTA TUK SAUDARIKU

Dari keimanan Allah akan semaikan cinta
Dari kesahlihan Allah akan tanamkan kasih
"Sesungguhnya Oarng-orang yang beriman dan beramal shalih
Allah akan menanamkan dalam hati mereka rasa cinta kasih" (QS. Mariam:96)
BUat SauDariku,
semoga Allah selalu mengikat hati kita
dengan cinta karenaNya
sebab
ukhuwah adalah cinta yang mengalir melalui keimanan
bersemi dalam gerakan
tertawa dalam doa
dan berbuah pertemuan syurga
ukhuwah . . .
adalah saling menguatkan, menjaga,
memperbaiki, memberi dan menghilangkan

Jumat, 15 Mei 2009

UNTUKMU YANG ATHEIS

1 Tamparan

Untuk 3 Pertanyaan…

Dikisahkan ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai, atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kiyai.

Pemuda : Anda siapa dan apakah bisa menjawab pertanyaan – pertanyaan saya?

Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan Anda.

Pemuda : Anda yakin? Sedangkan professor dan banyak orang pandai tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

Pemuda : Saya punya 3 pertanyaan: 1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya, 2. Apakah yang dinamakan taqdir?, 3. Kalau syaithan diciptakan dari api kenapa dia dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak akan menyakitkan buatnya sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Kiyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.

Pemuda (sambil menahan sakit) : Kenapa Anda marah pada saya?

Kiyai : Saya tidak marah…Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang Anda ajukan kepada saya.

Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit.

Kiyai : Jadi Anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda: Ya!

Kiyai : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!

Pemuda : Saya tidak bisa.

Kiyai: Itulah jawaban pertanyaan pertama…kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujud-Nya. Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda : Tidak.

Kiyai: Apakah pernah terfikir oleh Anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?

Pemuda : Tidak.

Kiyai: Itulah yang dinamakan taqdir. Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar Anda?

Pemuda : Kulit.

Kiyai: Terbuat dari apa pipi Anda?

Pemuda : Kulit.

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Sakit.

Kiyai : Walaupun syaithan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Allah menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaithan.

Satu hal lagi, argumen sederhana untuk orang atheis atau untuk orang-orang yang sering meragukan & mempertanyakan keberadaan Tuhan adalah: “Saya tidak percaya kalau anda punya otak, kecuali Anda tunjukkan otak tersebut”. Nah Lho??!

Kamis, 14 Mei 2009

Album hidupku

Bismillah

Awan Kelabu

Pernahkah merasa dunia di sekeliling Anda adalah dunia yang sangat tidak beres? Selalu ada saja yang salah dari setiap sisi bila kita memandangnya. Dengan kata lain, sangat banyak masalah! Temen yang menyebalkan, tetangga pondokkan yang tak terhitung seringnya bertingkah menjengkelkan, ditambah lagi nyetel kaset lagu dangdut keras-keras. Hm . . . juga para tukang yang membangun pondokkan disebelah tak kalah ikut andil dalam memperlengkap menu kekesalan menjemput dengan teriakan gombal setiap mahasiswi yang pulang kampus melintas di depan pondokkan tersebut, dan seterusnya dari hal-hal yang Anda tidak sukai.

Belum lagi amanah kuliah yang setumpuk tak habis-habis,musyawarah sini musyawarah situ,juga amanah dakwah atau organisasi yang selalu saja ada kendala saat berusaha di kerjakan. Pulsa yang seakan begitu cepat berkurang entah kemana, bensin yang tak pernah bertambah murah, makanan di kantin yang juga semakin mahal. Laptop yang hobi ngadat, printer yang senang mengolok-olok dengan kemogokkannya.

Dan tak kalah tidak beresnya: Diri sendiri! Badan yang semakin hari kok rasanya semakin kurus, hidung yang tak pernah mancung walau sudah di pencet dengan berbagai cara. Wajah yang walau kita sudah patut manut di depan cermin lama sekali, tetap saja menjadi wajah yang itu-itu juga. Manajemen waktupun bermasalah, selalu saja terburu-buru. Memandang tangan ini, menambah gerutu. Mengapa tangan ini tidak menghasilkan apa-apa? Tidak berbakat, tidak ada prestasi.

Ingin bercerita kepada teman, mereka tak mau mendengarkan. Mereka hanya bersemangat memberi wejengan. Ceramah sini-situ, kiri-kanan, atas-bawah bahkan sebelum kita berbicara satu paragraph pun! Tak jarang mereka malah menimpali dengan cerita masing-masing, dan kitalah yang akhirnya harus diam, duduk manis mendengarkan.

Oh god, why does my live should be like this? My heart feels so blue . . .

Senadainya saya diciptakan menjadi orang yang berbeda. Betapa enaknya menjadi anak orang kaya raya, tak perlu susah-susah berpikir, segala fasilitas sudah ada. Betapa enaknya menjadi orang cantik, tak perlu susah bermanis-manis, semua orang sudah menyukai dengan mudah. Betapa enaknya menjadi orang yang berbakat, tak perlu pontang-panting mendapat penghargaan. Tapi impian seindah apapun bukan apa-apa, tetap saja kenyataanya berbeda.

Maka berenang-renanglah hati yang biru dalam kemurungan. Dan meyakinkan diri sendiri setiap hari bahwa inilah kedudukan yang menjadi takdir hidup. No way out. Percuma mencari jalan pintas.

Setelah jatuh pada lembah pikiran kelam beberapa detik . . . beberapa hari . . . beberapa pekan . . . beberapa bulan . . . dalam kesedihan yang tidak tahu dimana pangkalnya dan belum jelas ujungnya, tampaknya saya harus menyerah untuk berhenti sejenak. Menanyakan kembali pada diri, apakah tak ada pilihan cara hidup yang lain? Memberanikan menengok sejenak kebelakang. Terhenyak. Tuhan, tak ada yang berubah! Saya tetap saya.yang bertambah hanya kebencian pada semua orang dan diri sendiri! Dengan galaunya kalbu, tak ada yang berubah. Tetangga saya tetap suka lagu-lagu dangdut itu.

Jadi untuk siapapun yang sedang merasakannya, cepat lepaskan kaca mata hitam itu. Kita sudah sedemikian lama memakainya. Kemanapun mata memandang, selalu menghadirkan kegelapan. Warna-warni pelangi dan rimbunnya pohon-pohon kasturi tak dapat dinikmati . memakai kacamata hitam tidak mengubah apa-apa, bahkan sehelai rumputpun tetap hijau warnanya. Bila yang tampak hitam belaka, bukan, sama sekali bukan salah si bola mata atau pada ketetapan ilahi, melainkan kebodohan kita dalam cara memandangnya.

Ada seorang gadis yang selalu tampak ceria setiap saat. Membuat orang-orang disekitarnya heran bercampur cemburu. “ bagaimana engkau selalu tampak bahagia?”, “ apakah kau tak punya masalah?”, “apakah orang tuamu kaya raya?”, begitulah pertanyaan-pertanyaan yang terlontarkan untuk gadis itu. Si gadis menjawab ramah sambil tersenyum, “tidak, aku tidak sempurna, aku punya berbagai masalah dan orang tuaku biasa-biasa saja. Kalau aku tampak ceria, mungkin itu karena aku punya kotak rahasia.”

Kotak rahasia? Kotak rahasia apa itu? Dimana kami bisa membelinya? Orang-orang bertanya penuh rasa ingin tahu. “kotak itu aku buat sendiri. Ku susun kertas-kertas didalamnya. Setiap hari kuambil satu kertas dan kutulis apa yang aku miliki hari ini. Aku punya ibu, punya pussy, kucingku, punya meja belajar, punya telur diatas meja makan, punya laptop yang biasa jadi tempatku curhat, punya napas, punya air, ku tulis semuanya dan ku masukkan kembali. Ketika aku sedih atau kecewa, aku tinggal membuka kotak rahasiaku itu, dan membaca kertas-kertas isinya. Dan aku akan sadar lagi betapa banyak yang aku miliki, betapa banyak yang Allah berikan padaku. Jadi dengan alasan apa aku tidak berbahagia?

Sungguh, dengan syukurnya, Allah telah memberikan nikmat lain yang begitu besar, dan begitu berharga: kebahagian. Sesuatu yang emas seberat gunung uhud belum tentu bisa membelinya.

“jika kamu pandai bersyukur kepada-Ku, aku akan tambahkan nikmat-nikmat kepadamu…” (Qs. Ibrahim: 7)

Kunci lain untuk memudarkan nuansa biru hati yang murung adalah dengan berhenti membandingkan. Membandingkan dengan yang lebih kaya, kita akan selalu menjadi miskin. Dengan si selebritis kampus, kita akan selalu jadi si itik buruk rupa. Dengan Orator, kita akan selalu merasa pemeran utama film bisu. Dan yang lebih menyedihkan, kita selalu memikirkan apa yang tidak kita punyai sedang nikmat yang begitu banyak di berikan Allah kian di ingkari.

Dan saya juga kurang sependapat dengan orang-orang yang suka membandingkan diri dengan orang yang dianggap lebih rendah tingkatannya. Mereka senang mengetahui bahwa ada orang-orang yang kurang cantik, kurang pintar, kurang kaya dari pada dirinya. Dan mereka bersyukur atas pandangan itu. Menurut saya, tidak demikian, setiap orang _bagaimanapun keadaannya_memiliki kesempatan untuk berbahagia. Dengan kesabaran dan keteguhan iman kepada Robbnya atas segala keterbatasan atau kekurangan yang ia miliki. Mungkin ia lebih mulia di mata Allah. Maka memandang rendah seseorang atas yang lain berdasarkan apa tampak pada mata hanyalah sebuah tipuan.

Semestinya kita berbahagia bukan karena merasa lebih beruntung dari orang lain. Berbahagialah karena diri kita sendiri. Karena begitu banyak yang Allah telah karuniakan kepada kita, tak peduli ia terlihat lebih banyak atau sedikit dari orang lain. Begitu banyak nikmat itu sampai air selaut pun tak cukup sebagai tinta untuk menuliskannya. Dan bagaimana seandainya setelah kita berusaha membanding-bandingkan sekuat tenaga, ternyata kita tetaplah di level terbawah dari siapapun yang kita kenal. Apakah itu akan melegalkan kita tidak layak bersyukur? Naudzubillah . . .

“ . . . tapi jika kamu tidak bersyukur, tunggulah azabku yang pedih.”

Hati yang selalu sedih, dan perasaan depresi berkepanjangan itu juga bagian dari azab dunia bagi orang-orang yang tak pandai bersyukur. Dan aduhai azab akhirat adalah kesedihan sejati. . . . .

Kadang sedih mendera, kadang masalah dan musibah tak izin menimpa. Urai air mata tak bisa di tahan jatuhnya. Bukan, bukan artinya Allah tidak sayang pada kita. Dia sangat rindu pada hamba-hambaNya, untuk mendekat padaNya, untuk bersimpuh di depanNya, untuk kembali kepada cintaNya. Dan apakah akan tetap memberi nama musibah pada sesuatu yang mendekatkan kita pada Allah? Demi Allah tidak. Dengan setiap lara, Allah juga mengingatkan kita agar tidak terlalu mencintai dunia karena dunia memang bukan untuk ketenangan kita.

Tanpa mengerti aku menangis

Dalam pangkuan hati yang pergi

Pada dekapan yang telah mati

Dan tak berhak lagi ku cari

Saudariku . . .

Ajari aku mengakrabi bumi dan mengalirkan sungai-

Sungaiku

Pada resapan serat-serat sajadahku

Seperti yang kau lakukan malam itu

Aku cemburu

Rabu, 13 Mei 2009

The Power of Love

Me-recharge Energy Cinta

Kalau kita mau merenung sejenak memperhatikan apa yang ada di sekeliling kita, maka kita akan melihat bahwa sangat banyak cinta yang telah kita peroleh. Cinta dari kedua orang tua, kakak dan adik kita, sahabat-sahabat, guru, tetangga bahkan dari orang-orang yang tidsk pernah kita duga sebelumnya, mereka senantiasa memberikan cintanya kepada kita. Sebagian mungkin tidak tercetus secara lisan, tapi getaran itu tetap tertangkap melalui tindakan mereka, dan mewarnai hari-hari kita. Bahkan dari mahluk selain manusia pun, kita senatiasa mendapatkan cinta itu.

Ingatkah bahwa matahari hari ini masih bersinar untuk memebntu proses fotosintesis tumbuhan, yang kemudian menghasilkan O2 untuk kita hirup? Ingat juga ketika semalam kita memandangi bulan yang menebarkan cahaya dengan cantiknya untuk menemani kegelapan sang malam? Bahwa angin laut dan gelombang telah dan akan senantiasa membantu manusia dalam menepikan ikan untuk ditangkap? Atau perasaan senagn kita saat tergelak memperhatikan seeokor kucing yang terbekit benang rajutan? Atau kedamaian yang kita rasakan saat melihat sepasang angsa berenang dengan anggunnya di tengah danau? Subhanallah . . .

“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir” (QS. Al-Jaatsiyah:13)

Begitu banyak energy cinta yang telah di transfer kedalam kehidupan kita, bukankah akan sangat adil jika kita ingin membalas semua cinta itu dengan energy yang sama, atau bahkan lebih besar? Bahkan dalam ilmu fisika pun ,kita mmepelajari tentang hukum kekekalan energi. Setiap energy yang kita keluarkan untuk sekitar kita, ia tidak akan pernah hilang menguap begitu saja. Energi itu pasti akan kembali kepada kita, terkadang setelah bertrasformasi ke dalam bentuk yang lain.

Namun kita sabagai seorang muslim yang sadar tentang arti cinta yang sesunguhnya tentu menyadari bahwa hany ketulusanlah yang mamou menebar energy cinta itu. Cukuplah kita mengharapkan penegmbalian energy itu dalam bentuk pahala dan catatan amal kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala

Pada hari ini tiap-tiap jiwa di beri balasan dengan apa yang diusahaknnya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya (QS. Mukmin : 17)

Sampai detik ini, semoga secara diam-diam telah terbesit di hati sebuah keinginan untuk membagi energy cinta itu, lalu bersama-sama kita bertanya : bagaimana caranya? Maha besar Allah yang telah menyiapakan jawaban atas pertanyaan itu. “ sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang” (QS. Maryam : 96)

Subhanallah . . . lihatlah! Ternyata rasa sayang itu akan Allah tanamkan ke dalam hati orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Tentu saja rasa kasih saying yang dimaksud disini adalah yang sesuai dengan syariat islam, kasih sayang yang bernilai ibadah, menjadikan orang-orang yang melaksanakannya mendapat naungan Allah pada hari dimana tiada naunagn kecuali dari-Nya, kasih sayang yang membawa orang-orang yang melaksanakannya naik keatas mimbar cahaya dan membuat iri para Nabi dan Syuhada.

Manusia adalah mahluk social. Setiap hari kita dituntut untuk berinteraksi dengan berbagai macam orang. Mulai dari membuka mata, hingga ketika kita akan menutupnya untuk menunaikan hak istrahat tubuh di waktu malam, kita senatiasa akan bertemu dengan berbagai macam orang. Berinteraksi, sesungguhnya adalah salah satu cara kita untuk memberi energy cinta kepada sekitar kita.

Pada alam kita member cinta, dengan menjaga keseimbangannya dan tidak membuat kerusakan. Pada hewan dan tumbuhan pun kita member cinta, dengan memberikan hak mereka ketika menjadi tanggungan kita,menampakkan ahlak yang terbaik. Dan pada manusia, transfer energy cinta itu dapat kita lakukan dalam berbagai cara, baik langsung maupun tidak.

Mungkin kita bisa menganalogikan hati manusia seperti sebuah kolam penampungan. Di dasar kolam itu terdapat banyak keran yang dapat di buka/tutup untuk pengaturan keluarnya isi kolam. Tentu saja, keran itu akan mengalirkan apa yang ditampung dalam kolam hati kita. Dan sebuah keniscayaan akan berlaku, ketika keran tersebut di buka terus menerus tanpa ada aliran masuk kembali, kolam itu akan menjadi kering. Maka berinteraksi adalah aktivitas kita dalam membuka “keran” untuk mencurahkan energy cinta. Dan agar kasih sayang sebenarnya yang teralirkan, “kolam” tersebut haruslah diisi dengan materi yang sama, yaitu cinta dan kasih sayang.

Kembalilah sejenak untuk membaca firman Allah diatas. Untuk menanamkan kasih sayang di ahti kita, kuncinya adalah beriman dan beramal sholeh. Amrilah me-recharge energy cinta kita hanya dari sumber cinta yang abadi, Dia yang memiliki cinta yang tak terperi, cinta yang sangat sempurna. Mari, kisa isi kembali energy cinta di hati kita dengan shalat-shalat khusyu’ kita, tilawah-tilawah tartil kita, shaum sunnah kita, sedekah dan infak kita hari ini, doa-doa panjang kita di waktu malam, serta dari semua pos ibadah dan amal sholeh yang telah Allah sediakan bagi kita.

Karena, untuk membuka “ keran” pencurahan energy cinta dari “kolam” penampungan yang ada pada hati ini, terlalu sombong rasanya jika kita tidak pernah mengisi kolam tersebut dengan energy cinta dari-Nya. Ya, jika kolam iu sudah kering apa yang harus kita bagi?

Senin, 11 Mei 2009

lensa Kesehatan

PENYAKIT DAN OBAT PADA LALAT

Nabi Bersabda, “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya”. (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)

Dalam riwayat lain:

“Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya”

Diantara mu’jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang harus di tulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah belia ungkapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawar) pun tercelup ke air.

Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk mengungkap rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususan pada salah satu sayapnya yang sekligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat di celupkan ke dalam air keseluruhan badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup untuk menggagalkan “usaha lalat” dalam meracuni manusia, sebagaimana hal ini pun telah juga ditegskan secara ilmiah bahwa lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan bakteri Yofaj , yaitu tempat tubuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili micron. Maka jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut. Maka penegtahuan ini sudah di kemukakan Nabi kita Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam dengan gambaran yang menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits lalat tersebut.

Dan Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang “hadits lalat ini” dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkapkan rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu meraka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun dengan lalat.

Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalam perkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam teori ilmiah sesuai dengan hadist yang mulia ini. Dan mu’jizat ini sudah dikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum para pakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini

Mungkin aku tidak mewarisi ketabahan Nuh
keyakinan Ismail
harta sulaiman
atau kejujuran Rasulullah Muhammad nabi kita
tapi yang bisa ku pastikan
aku bisa mewarisi sisa-sisa
kerinduan Adam dan Hawa pada ru,ah sejati mereka
di Jannah, insya Allah . . .

KAMUT

seorang pemuda melukis kekuatan lewat masalahnya
tersenyumsaat tertekan
tertawa di saat hati sedang menangis
tabah di saat terhina
mempesona karena memaafkan
pemuda mengasihi tanpa pamrih
dan bertambah kuat dalam doa dan pengharapan
pesan ini di kirim khusus untuk setiap
pemuda kepunyaan Allah

Kamis, 07 Mei 2009

BINGKISAN

U N I K

BAYI PALING BANYAK MAKAN

Bayi apa yang makannya luar biasa banyak? Jawabannya adalah bayi ngengat polyphemus. Ngengat adalah sebangsa kupu-kupu, tapi biasanya ia hidup beraktivitas di malam hari. Larva alias ulat dari ngengat polyphemus (alias antherea Polyphemus) dari Amerika Utara makan sebanyak 86 ribu kali berat badan lahirnya selama 56 hari kehidupannya, masya Allah . . . bila dibandingkan dengan manusia itu sama dengan seorang bayi seberat 3.17kg makan 273 ton makanan bayi